Starlink Terhubung Langsung ke HP? Begini Penjelasan Komdigi

Adi Kusanto
Starlink Kini Bisa Terhubung Langsung ke HP
Sumber: Starlink (starlink.com)

Kabar gembira bagi pengguna smartphone di seluruh dunia. Starlink, layanan internet satelit milik Elon Musk, baru saja mengumumkan fitur terbaru yang memungkinkan pengguna terhubung langsung ke internet melalui ponsel mereka tanpa perlu menara seluler. Fitur yang disebut Direct-to-Cell ini dijanjikan akan tersedia secara global mulai tahun 2025.

Namun, bagi pengguna di Indonesia, kabar baik ini tampaknya harus ditunda. Direktur Telekomunikasi Ditjen PPI Kementerian Komdigi (dulu Kominfo), Aju Widya Sari, menegaskan bahwa Starlink belum bisa menyediakan layanan Direct-to-Cell di Indonesia. Hal ini dikarenakan izin penyelenggaraan telekomunikasi yang dimiliki oleh Starlink di Indonesia saat ini hanya mencakup layanan Internet Service Provider (ISP) dan Jaringan Khusus Satelit (Jarkom Satelit).

“Dalam implementasi saat ini, PT Starlink Services Indonesia dengan jenis izin penyelenggaraan telekomunikasi yang dimiliki (ISP dan Jarkom VSAT) tidak dapat menyediakan layanan D2C (Direct-to-Cell) secara langsung kepada pelanggan,” jelas Aju.

Baca Juga: Starlink: Peluang atau Ancaman bagi Masa Depan Internet Indonesia?

Alasan utama dibalik pembatasan ini adalah karena layanan Direct-to-Cell membutuhkan izin khusus dan pengaturan spektrum frekuensi yang berbeda. Selain itu, untuk bisa beroperasi secara optimal, layanan ini juga memerlukan kerja sama dengan operator seluler di Indonesia.

“Satelit Starlink dengan kemampuan Direct to Cell memiliki onboard modem eNodeB canggih yang bertindak seperti menara ponsel di ruang angkasa, dan dalam pengoperasiannya bekerja sama dengan penyelenggara seluler dalam rangka pemanfaatan spektrum frekuensi radio untuk keperluan jaringan akses,” tambah Aju.

Hingga saat ini, belum ada informasi resmi dari Starlink maupun Kominfo terkait jadwal implementasi layanan Direct-to-Cell di Indonesia. Namun, mengingat potensi besar dari layanan ini, diharapkan kedua pihak dapat segera mencari solusi agar fitur ini dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia.

Meskipun fitur Direct-to-Cell dari Starlink menawarkan potensi besar dalam menghadirkan konektivitas internet yang lebih luas dan merata, pengguna di Indonesia masih harus bersabar. Regulasi yang ada saat ini dan persyaratan teknis yang kompleks menjadi kendala utama dalam implementasi layanan ini.

Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda tertarik dengan layanan Direct-to-Cell dari Starlink? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *