Setelah bertahun-tahun meredupkan fokus dari pasar smartphone, Nokia mengumumkan kebangkitan dramatisnya di arena teknologi global melalui kemitraan strategis yang masif. Raksasa teknologi asal Finlandia ini berhasil mengamankan investasi sebesar US$1 miliar (sekitar Rp16,6 triliun) dari Nvidia, yang secara efektif menjadikan Nvidia sebagai pemegang saham terbesar kedua di Nokia (2,9%).
Kabar investasi ini sontak membuat harga saham Nokia melonjak ke level tertinggi dalam satu dekade, menandai perubahan haluan yang signifikan dalam fokus perusahaan menuju teknologi AI dan data center. Tujuan utama kolaborasi ini adalah membangun solusi jaringan mutakhir berbasis Kecerdasan Buatan (AI) dan mengintegrasikan produk data center Nokia ke dalam infrastruktur AI global milik Nvidia.
Strategi Data Center dan Laju Menuju Teknologi 6G
Kerja sama ini lahir dari visi yang sama, di mana Nvidia berusaha memperkuat posisinya sebagai pemasok chip AI terdepan di dunia, sementara Nokia mengalihkan fokusnya ke bisnis peralatan konektivitas data center. CEO Nvidia, Jensen Huang, secara terbuka menyambut kesepakatan ini, bahkan menyatakan bahwa kemitraan dengan Nokia akan membantu Amerika Serikat menjadi pusat revolusi 6G.
CEO Nokia, Justin Hotard (yang bergabung dari Intel pada April untuk memimpin perubahan fokus ke bisnis data center), menjelaskan bahwa kunci kesepakatan adalah memanfaatkan platform komputasi dasar Nvidia untuk disesuaikan secara khusus bagi teknologi mobile. Peralatan yang dikembangkan melalui kerja sama Nokia dan Nvidia ditargetkan untuk dirilis secara komersial pada tahun 2027, pertama sebagai bagian dari peningkatan 5G dan kemudian menjadi fondasi bagi teknologi 6G.
Peningkatan Daya Saing dan Proyek Uji Coba
Keputusan Nokia ini dinilai cerdas oleh analis. Meskipun Nokia saat ini mayoritas menggunakan chip Marvell yang lebih murah, menjalin kemitraan dengan Nvidia, yang menguasai pasar chip AI, akan memberikan Nokia keuntungan besar di pasar data center AS yang didorong oleh ekspansi AI. McKinsey memperkirakan belanja modal global untuk infrastruktur data center akan melampaui US$1,7 triliun pada tahun 2030, dan Nokia, bersama dengan Ericsson, berada di posisi yang tepat untuk memenuhi permintaan atas peralatan konektivitas data center tersebut.
Sebagai bukti nyata kolaborasi, Nvidia dan Nokia juga bermitra dengan operator telekomunikasi AS, T-Mobile, untuk secara aktif mengembangkan teknologi radio berbasis AI dan 6G. Teknologi radio mutakhir ini dijadwalkan akan mulai diuji coba lapangan pada tahun 2026, memastikan Nokia berada di garis depan inovasi konektivitas generasi berikutnya.

